nyeleneh (part 1)
nyeleneh part 1
tulisan ini akan sangat absurd untuk mengeluarkan unek-unek. huehuehue
pernah gak sih rasanya yang namanya patah hati terbaik?
lah patah hati terbaik? silly banget yaaampun -_-
maksudnya pernah dikecewain seseorang yang masih ngebekas dalam hati. nah nyebutnya patah hati terbaik aja biar sesimpel mungkin. huehueheueheu
dulu pernah rasain kayak gitu dan hal wajar semua orang pasti mengalaminya.
terlalu berharap sama manusia sakit coy, iya deh.
akhirnya rasain kekecewaan.
sebernarnya sebuah masalah akan berjalan santai kalo kita bisa mengatasinya, begitu pun perasaan kecewa. ikhlas kuncinya. mungkin kalo gue gak bisa mengikhlaskan seseorang dan orang-orang yang membuat sakit hati, perjalanan hidup gue gak akan sampai titik ini. sekarang gue lebih ikhlas dengan banyak hal yang gue lalui. awalnya gak mudah, butuh proses menerima kenyataan. mengesampingkan pikiran-pikiran ini dan itu yang timbulnya cuma hal negatif.
semua butuh proses dan yang terpenting nikmati aja prosesnya. gak ada sakit yang gak menyakitkan. belajar menerima kenyataan dan selalu serahin semua dalam hati dan pikiran kepada yang punya segalanya. tuhan selalu ada buat kita, kita yang mudah melupakan.
lalu menemukan sosok support system terbaik dalam hidup, seseorang yang diluar pengharapan. dia yang paling memahami dan mengerti, dulu sih mengerti orang mulu jiahaha. mungkin segala doa gue didenger dan buah segala ikhlasan. tuhan gak memberikan apa yang kita mau tapi yang kita butuhkan. jadi jangan hanya hari ini lagi sakit hati sampe memaki diri sendiri dan lupa kepada siapa kita mengadu.
bukan berarti sekarang kembali lagi ke masa percaya sama manusia, sekarang gue lebih dewasa menanggapi sesuatu. satu hal yang sangat terlihat adalah dulu gue selalu memaksa orang buat berhenti merokok, untuk sekarang gue gak ngelarang. gue hanya menasihati secara fakta, "daripada ngerokok mending uangnya buat makan di warteg atau beli bensin" nasihat gue pun gak pernah tiap hari dan waktu, gue cuma bilang sesekali selebihnya dia yang mikir dan really mungkin dari hati dia dan karena niat untuk berhenti merokok akhirnya bisa. lalu kalo dia ngeroko lagi gimana? gak mau ambil pusing, itu pilihannya.
dan banyak hal yang gue lakuin sekarang lebih gunain logika daripada hati apalagi ego.
tulisan ini akan sangat absurd untuk mengeluarkan unek-unek. huehuehue
pernah gak sih rasanya yang namanya patah hati terbaik?
lah patah hati terbaik? silly banget yaaampun -_-
maksudnya pernah dikecewain seseorang yang masih ngebekas dalam hati. nah nyebutnya patah hati terbaik aja biar sesimpel mungkin. huehueheueheu
dulu pernah rasain kayak gitu dan hal wajar semua orang pasti mengalaminya.
terlalu berharap sama manusia sakit coy, iya deh.
akhirnya rasain kekecewaan.
sebernarnya sebuah masalah akan berjalan santai kalo kita bisa mengatasinya, begitu pun perasaan kecewa. ikhlas kuncinya. mungkin kalo gue gak bisa mengikhlaskan seseorang dan orang-orang yang membuat sakit hati, perjalanan hidup gue gak akan sampai titik ini. sekarang gue lebih ikhlas dengan banyak hal yang gue lalui. awalnya gak mudah, butuh proses menerima kenyataan. mengesampingkan pikiran-pikiran ini dan itu yang timbulnya cuma hal negatif.
semua butuh proses dan yang terpenting nikmati aja prosesnya. gak ada sakit yang gak menyakitkan. belajar menerima kenyataan dan selalu serahin semua dalam hati dan pikiran kepada yang punya segalanya. tuhan selalu ada buat kita, kita yang mudah melupakan.
lalu menemukan sosok support system terbaik dalam hidup, seseorang yang diluar pengharapan. dia yang paling memahami dan mengerti, dulu sih mengerti orang mulu jiahaha. mungkin segala doa gue didenger dan buah segala ikhlasan. tuhan gak memberikan apa yang kita mau tapi yang kita butuhkan. jadi jangan hanya hari ini lagi sakit hati sampe memaki diri sendiri dan lupa kepada siapa kita mengadu.
bukan berarti sekarang kembali lagi ke masa percaya sama manusia, sekarang gue lebih dewasa menanggapi sesuatu. satu hal yang sangat terlihat adalah dulu gue selalu memaksa orang buat berhenti merokok, untuk sekarang gue gak ngelarang. gue hanya menasihati secara fakta, "daripada ngerokok mending uangnya buat makan di warteg atau beli bensin" nasihat gue pun gak pernah tiap hari dan waktu, gue cuma bilang sesekali selebihnya dia yang mikir dan really mungkin dari hati dia dan karena niat untuk berhenti merokok akhirnya bisa. lalu kalo dia ngeroko lagi gimana? gak mau ambil pusing, itu pilihannya.
dan banyak hal yang gue lakuin sekarang lebih gunain logika daripada hati apalagi ego.
Komentar
Posting Komentar